2 Pada hadis qudsi, Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawli, sedangkan pada hadis nabawi pemberitaannya meliputi perkataan (qawli), perbuatan (fi'li), dan persetujuan (taqriri). 3. Hadis nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maksud wahyu yang tidak secara langsung, Nabi berijtihad

HADIST 74 MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH TA’ALA DENGAN KEIMANAN DAN KETAATAN Para pembaca yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist 74 Mendekatkan Diri Kepada Allah Ta’ala Dengan Keimanan dan Ketaatan. Selamat membaca. عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ إِذَا تَقَرَّبَ الْعَبْدُ إِلَيَّ شِبْرًا تَقرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَّاعًا، وإِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَإِذَا أَتَانِي يَمْشِي أَتيْتُهُ هَرْوَلَةً » Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Rasulullah menceritakan yang difirmankan oleh Tuhannya Azza wa Jalla, Dia berfirman “Jika seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka Aku mendekat padanya satu hasta dan apabila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat padanya satu depa dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berjalan cepat.” HR. Al-Bukhari, no. 7536 dan Muslim, no. 2675. Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya; 1. Hadis ini dikenal dengan hadits qudsi, yaitu hadis yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Allah Ta’ala lafazh dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maknanya dari Allah Ta’ala. Hadis ini adalah hadis yang amat mulia di mana berisi perkara mulia yang berkenaan dengan Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu berisi pembicaraan sifat-sifat Allah. 2. Penjelasan berharga tentang kedekatan Allah Azza wa Jalla dengan para hamba-Nya, dan sifat kedekatan yang disebutkan dalam hadits ini adalah sifat kedekatan yang khusus, yang bermakna perlindungan, pertolongan, pembelaan dan pemberian karunia Allah Ta’ala kepada para wali-wali-Nya di dunia sebagaimana penjelasan hadis wali yang telah lalu. 3. Balasan sesuai dengan amalan yang dilakukan al jaza’ min jinsil amal. Sebagaimana pada ayat Al Qur’an, فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu” QS. Al Baqarah 152. Dalam kandungan pembahasan hadis ini, semua amalan hamba mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala; “Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan biasa, maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” 4. Isyarat bahwa semakin dekat hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya berupa keimanan dan ketaatan, maka semakin besar pula pahala dan karunia dari Allah Ta’ala, sekaligus hal ini menunjukkan kebesaran, kemuliaan dan Mahabaik-Nya Allah Yang Mahapemurah. 5. Kedekatan Allah Ta’ala pada hamba itu bertingkat-tingkat. Ada hamba yang Allah lebih dekat padanya lebih dari yang lain, juga ada hamba yang begitu dekat pada Allah Ta’ala lebih daripada lainnya. 6. Beriman dengan sifat datangnya Allah Ta’ala sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya. Wallahu Ta’ala A’lam. Referensi Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy, dan Penjelasan Syaikh Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrok terhadap hadis ini. Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman. “Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” HR. Bukhari dan Muslim. *unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu di masa Nabi ﷺ. Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat kajian kitab, Kajian tematik offline & Khotib Jum’at Read Next 2 weeks ago Fawaid Hadist 167 Ciri – Ciri Kemunafikan Amal 3 weeks ago Fawaid Hadist 166 Ancaman Bagi Yang Perkataannya Menyelisihi Perbuatannya 3 weeks ago Fawaid Hadist 165 Tidak Mencegah Kemungkaran Sebab Datangnya Azab 3 weeks ago Fawaid Hadist 164 Jihad Yang Utama 3 weeks ago Fawaid Hadist 163 Bahaya Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar 4 weeks ago Fawaid Hadist 162 Mewaspadai Kezaliman Dalam Kepemimpinan Dan Kebijakan 4 weeks ago Fawaid Hadist 161 Mengubah Kemungkaran Dengan Ketegasan 4 weeks ago Fawaid Hadist 160 Beradab Tatkala Di Jalanan Dan Fasilitas Umum May 11, 2023 Fawaid Hadist 159 Bahaya Bila Kemaksiatan Merajalela May 10, 2023 Fawaid Hadist 158 Membenci & Adab Mengingkari Kemungkaran Pemimpin

BukuIntisari Hadist Qudsi Bagaimana Mendapatkan Pencerahan Hadits di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Buku Intisari Hadist Qudsi Bagaimana Mendapatkan Pencerahan Hadits di Pustaka Jiwa. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman "Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan perilaku zalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram maka janganlah kamu saling menzalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Aku dan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu, manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati takwa seperti paling takwa diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga. Hai hamba-Ku! Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku! Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri." Hadits Riwayat Muslim no. 117 A Pengertian Hadits Qudsi. Secara etimologis, hadits memiliki makna sebagai berikut: Jadid, lawan qadim: yang baru (jamaknya hidats, hudatsa, dan huduts); Qarib, yang dekat, yang belum lama terjadi seperti dalam perkataan haditsul ahdi bil Islam (orang yang baru memeluk agama Islam);

Jakarta - Hadits qudsi adalah salah satu pedoman para muslim dalam beribadah dan menjalani hidup. Selain hadits masih ada Al Quran dan qiyas yang menjadi sumber jawaban umat Islam perlu dari laman Al Quran Universitas Islam Sultan Agung Unissula, qudsi القدسي berasal dari kata qudus yang artinya suci. Disebut hadits qudsi karena perkataan ini dinisbatkan kepada Allah SWT, al Quddus, Dzat Yang Maha Al Jurjani Al-Jurjani sebagaimana dalam kitabnya at-Ta'rifat mengatakan,الحديث القدسي هو من حيث المعنى من عند الله تعالى ومن حيث اللفظ من رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو ما أخبر الله تعالى به نبيه بإلهام أو بالمنام فأخبر عليه السلام عن ذلك المعنى بعبارة نفسه فالقرآن مفضل عليه لأن لفظه منزل أيضاHadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah. Hadits qudsi diartikan sebagai berita dari Allah kepada nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Maka dari itu, Al Quran lebih utama dibandingkan hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan Al-MunawiAl Munawi sebagaimana tercantum dalam kitab Faidhul Qodir menjelaskan,الحديث القدسي إخبار الله تعالى نبيه عليه الصلاة والسلام معناه بإلهام أو بالمنام فأخبر النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك المعنى بعبارة نفسهHadits qudsi adalah berita yang disampaikan Allah SWT kepada nabiNya secara makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan berita 'makna' itu dengan redaksi Az-ZarqaniAz-Zarqani berpendapat bahwa redaksi dan makna hadits qudsi berasal dari Allah. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Manahil al-Urfan sebagai berikut,الحديث القدسي أُوحيت ألفاظه من الله على المشهور والحديث النبوي أوحيت معانيه في غير ما اجتهد فيه الرسول والألفاظ من الرسولHadits qudsi redaksinya diwahyukan dari Allah SWT menurut pendapat yang masyhur, sedangkan hadits nabawi makna diwahyukan dari Allah SWT untuk selain kasus ijtihad Rasulullah SAW. Sementara redaksinya dari Rasulullah umat Islam wajib percaya dan taat hadits qudsi. Allah SWT telah mengingatkan pentingnya menaati Rasulullah SAW dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 32,قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَArab latin Qul aṭī'ullāha war-rasụl, fa in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīnArtinya Katakanlah "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."Dengan penjelasan ini, tidak ada alasan bagi tiap muslim untuk berpaling atau menolak hadits qudsi. row/row

Seseorangpencinta akan terlalu berfikri dan menyebut insan yang dicintai, ibarat tak mati di hati, tak lekang di bibir. Demikian adalah cinta untuk Iliahi, persiapkan lisan untuk selalu menyebut indah namaNya, sediakan hati untuk selalu mengingatNya, dan jadilah insan yang paling bahagia dalam redhaNya. Hadis Qudsi :

Oleh Irwanto, Khatib Idul Fitri 2020 di Masjid Nurul Islam Kerinciالله أكبر 3 xالله أكبر 3 xالله أكبر 3 x اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا،وَالْحَمْدُلله كَثِيْرًا،وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ،صَدَقَ وَعْدَهُ، وَ نَصَرَ عَبْدَهُ، وَ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَر ُوَللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُللهِ الًّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ اَحَسَنُ عَمَلاَ، وَ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَاعَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا . صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ Jamaah shalat idul fitri yang rahimakumullah Ramadan berlalu dan kita masih duduk termangu. Apa saja yang telah kita lakukan sebulan yang lalu? Tidakkah kita idamkan agar Ramadan tahun ini berbeda dari Ramadan sebelumnya? Bukankah kita telah berniat agar Ramadan tahun ini tumbuh kembali spirit cinta kita kepada ilahi? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Ramadan adalah persembahan seorang hamba kepada Sang Khaliq. Ketika Sang Khaliq, dalam sebuah Hadits Qudsi, telah berseru الصِّيَام لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ “Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya” maka setiap hamba bergetar saat memasuki Ramadan. Getaran jiwa yang terus dijaga dan dipelihara selama bulan suci. Ke manakah getaran itu kini ketika Ramadan telah berakhir? Banyak yang berdebat menjelang datang dan berakhirnya Ramadan bilakah hilal telah terlihat? Namun jarang mereka memahami bahwa hilal juga bisa merupakan metafora sudah siapkah jiwa kita yang penuh kegelapan tercerahkan oleh munculnya hilal di awal Ramadan sebagai cahaya untuk menyucikan diri. Maka, hari demi hari di bulan Ramadan, cahaya hilal perlahan semakin terang benderang hingga puncak purnama di pertengahan Ramadan. Namun, perlahan cahaya bulan mulai meredup di pertengahan kedua, seiring fokus kita yang mulai berubah kita mulai memikirkan baju baru untuk anak-istri; kita mulai menghitung hari kapan Tunjangan Hari Raya THR akan dibayarkan; dan kita mulai sibuk bikin kue lebaran. Kita, telah menomorduakan Ramadan sejak dua minggu lalu. Cahaya bulan semakin meredup, ketika pada sepuluh hari terakhir Ramadan, Allah menyediakan lailatul qadar untuk para kekasih-Nya, dan kita menjalani sepuluh hari terakhir, tak lagi peduli malam ganjil atau genap, tidak takut lagi bahaya Virus corona yang mmengancam jiwa. Kita telusuri tiga-empat hari terakhir Ramadan, kita semakin khusuk mempersiapkan lebaran, ini dapat kita lihat pasar menjadi padat, lalu lintas lambat merayap, banyak rumah berganti cat, baju baru dan makanan mewah juga telah siap. Tapi apalah arti baju baru apabila diri masih enggan melaksanakan yang fardu dan apalah arti makanan mewah apabila diri masih serakah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Maka, tiba-tiba diri kita telah berada di pengujung Ramadan dan semuanya kembali gelap, persis sebelum hilal Ramadan muncul di atas ufuk. Lalu kita kembali berdebat bilakah hilal Syawal akan terlihat? Seakan kita alpa bahwa hilal Syawal pun kembali menjadi metafora kehidupan kita. Adakah terlihat hilal Syawal di hati kita? Mengapa pula kita bergembira Ramadan berlalu, padahal Nabi Muhammad selalu bersedih saat Ramadan berakhir? Apakah kita bergembira karena selesai sudah segala susah payah kita berpuasa sebulan penuh? Atau apakah kita bergembira Ramadan berakhir karena kita bisa kembali menjadi manusia “normal” yang kembali menerjang apa yang Allah haramkan, dan berebut mencari serpihan tersisa dari apa yang Allah halalkan? Tuhan kami, inikah akhir sebuah Ramadan? Ketika kulihat senyum indah di wajah sanak saudara. Kulihatkan ke kanan dan ke kiri, semua menyambut hari kemenangan. Semua memakai pakaian baru tanda mereka kembali ke fitrah mereka. Tapi mengapa tak kulihat cahaya hilal Syawal di wajah mereka. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Benarkah Ramadan telah menjadi beban kita? Lihatlah bagaimana kita sibuk mengatur segala sesuatunya agar pada saat ramadhan tidak kekurangan, ada yang menabung jauh-jauh hari untuk digunakan pada saat ramadhan, sehingga pada saat ramadhan pengeluaran membengkak, konsumsi rumah tangga semakin meningkat. Apakah ini tujuan dari ramadhan? Ramadan yang seharusnya menjadi bulan penghematan, ramadhan menjadi ajang merasakan kekurangan, dan ramadhan sebagai wadah untuk tidak belanja berlebihan. Mungkin ini sebabnya kita bergembira ketika Ramadan berakhir saat harga barang kembali “normal” dan konsumsi kita kembali masuk dalam rutinitas pengeluaran. Biaya tak terduga menjadi kembali bisa diprediksi. Ya Rabbana, tak layakkah kami bergembira dengan berakhirnya Ramadan? Boleh jadi mereka yang bergembira di bulan Ramadan penuh harap agar amalan ibadah diterima Allah. Bukankah dalam Hadits Qudsi yang lain, Allah juga telah mendeklarasikan أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي “Aku ini sebagaimana persangkaan hamba-Ku saja”. Bergembira di Hari Lebaran adalah tanda kita optimistis dan berbaik sangka bahwa Allah akan menerima ibadah kita. Tak ada yang salah dengan bergembira saat Ramadan berakhir, bukan? Tapi tak ada salahnya pula untuk cemas jangan-jangan ini Ramadan terakhir bagi kita, bagi orang tua kita, bagi pasangan kita, bagi anak kita, dan bagi saudara kita. Masihkah kita bertemu kembali dengan Ramadan tahun depan? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud RA “Sekiranya umatku mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadan, niscaya umatku mengharapkan Ramadan terus ada sepanjang tahun’.” HR. Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami. Iya, Rasulullah benar bahwa begitu banyak keutamaan Ramadan. Bukankah para penceramah selama Ramadan tak henti-hentinya mengingatkan kita, bahwa orang-orang berpuasa di bulan suci ini untuk menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah. Inilah Ramadan, bulan yang Allah bukakan pintu-pintu surga, Dia tutup pintu-pintu neraka, dan Dia belenggu setan. Bukankah para ustaz dan ustazah telah mengutip sejumlah riwayat bahwa inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Bahkan ada pula yang mengingatkan kita bahwa inilah bulan ketika bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada minyak kesturi. Bahkan begitu dahsyatnya bulan suci ini ketika Allah setiap malamnya membebaskan ratusan ribu orang yang seharusnya masuk neraka. Pendek kata, Ramadan telah Allah jadikan sebagai penghubung antara orang-orang berdosa yang bertaubat dengan Allah Taala. Tapi benarkah wahai jamaah sekalian bahwa setelah kita tahu keutamaan Ramadan, kita menginginkan setiap hari menjadi Ramadan, setiap bulan menjadi Ramadan. Benarkah kita ingin Ramadan sepanjang tahun? Mari jujur pada diri kita. Tuhan, ampuni kami .… Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Allah SWT telah berfirman dalam surat Al’Araf 179 ô‰ss9ur $tRù&usŒ zO¨YygyfÏ9 ZŽÏWŸ2 šÆÏiB Çd`Ågø$ ħRM}$ur öNçlm; Ò>qè=è% žw šcqßgsøÿtƒ $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& žw tbrçŽÅÇö7ム$pkÍ5 öNçlm;ur ×bsŒuä žw tbqãèuKó¡o„ !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. öt/ öNèd Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqè=Ïÿ»tóø9$ ÇÊÒÈ Artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” Selepas Ramadan, bagaimana dengan hati, mata, dan telinga kita? Apakah semuanya kembali menjadi lepas-bebas seperti yang Allah sindir dalam ayat tadi? Ramadan berlalu, apakah kita kembali menjadi binatang ternak yang tersesat? Semua nafsu hewani yang telah kita ikat dan belenggu di bulan suci Ramadan, apakah akan kita lepas kembali? Jika iya, untuk apa kegembiraan di Hari Raya ini? Tidakkah sepatutnya kita bersedih? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Jangan sampai setelah ramadhan Kita sering bertakbir dalam ibadah kita. Namun terkadang kita lupakan takbir di luar ibadah kita. Kita besarkan Allah di Masjid namun di luar masjid kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Kita masih diperbudak oleh nafsu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita. Di atas sajadah kita kumandangkan Takbir, namun dikantor, di pasar, di ladang, ditengah-tengah masyarakat kita lupakan Allah SWT. Kita telah mengganti TAKBIR dengan TAKABBUR. Kita salahgunakan jabatan yang seharusnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Memakmurkan Negara, melayani rakyat, membela yang lemah, menyantuni dan membantu yang membutuhkan. Kita tutup mata kita. Kita bangga dengan gelar dan jabatan kita. Kita bangga dengan kekayaan yang melimpah ruah. Hadirin rahimakumullah…. Jangan sampai setelah ramadhan kita tidak lagi berpegang pada firman-firman Allah dan Hadits Rasulullah yang mengajarkan kejujuran, keikhlasan, kasih sayang dan amal sholeh. Sebaliknya, dengan setia kita ikuti petunjuk syaitan laknatullah yang mengajarkan kelicikan, kemunafikan dan kekerasan hati. Allah yang selalu kita besarkan dalam shalat dan do’a, telah kita lupakan dalam kehidupan nyata. Banyak dari kita yang khusyuk dalam shalat namun kita khusyuk juga merampas hak orang. Banyak dari kita yang fasih membaca dalil dan ayat ayat Al-Qur’an namun kita juga fasih mengerjakan yang dilarang. Banyak kita tidak putus berpuasa dibulan Ramadhan namun kita tidak putus pula dalam melakukan kedzoliman. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd Hadirin rahimakumullah Semoga di dalam bulan ramadhan Dosa kita kepada Allah diampuni olehnya, tetapi dosa kita kepada sesama manusia belum Allah hapuskan selama kita belum saling memaafkan. Inilah gambaran kaitan antara hablum minallah dan hablum minan nas. Maka selepas salat, kita ulurkan tangan untuk bersalaman karena itu dapat menggugurkan dosa. Begitu pula sehabis sebulan berpuasa, kita bermaaf-maafan dalam rangka menjaga hablum minallah dan hablum minan nas. Memaafkan itu bukan soal kita menyerah dan mengalah. Memaafkan juga bukan soal kita mengaku salah. Memaafkan lebih dari itu kita berakhlak seperti akhlak Allah yang gemar memaafkan. Memaafkan bukan sekadar basa-basi kita memaafkan atas nama Allah di akhir Ramadan agar kelak di akhirat tidak ada saling menuntut di antara kita. Bagaimana dengan mereka yang begitu keji telah menzalimi kita atau telah merampas hak kita atau telah memfitnah kita secara keji? Tugas kita adalah memaafkan perbuatan mereka. Perkara Allah punya perhitungan sendiri terhadap efek dari perbuatan mereka, yakinlah semua ada hisabnya masing-masing. Maafkan dan serahkan kepada Allah. Mungkin ini Ramadan terakhir kita. Mungkin ini Lebaran terakhir kita. Mungkin ini pula permintaan maaf terakhir kita. Minal aidin wal faizin, Mohon maaf lahir batin. Baarokallohuliwalakum fil qur’anilkarim wanafa ani waiyyakum bima fihi minal ayati wazikrilhakim fastagfiruhu innahu huwalgofururrohim. KHUTBAH KEDUA اللهُ اَكْبَرْ 3× اللهُ اَكْبَرْ 4× اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحمد الله الذي ا ر سل ر سو له با لهد ى و د ين ا لحق ليظهر ه عل الد ين كله ولو كر ه المشر كون اشهد ا ن لا اله ا لا الله و حده لا شر يك له واشهد ان محمد ا عبد ه و رسو له لا نبي بعده اللهم صلى و سلم على سيد نا محمد و على ا له وا صحابه اجمعين اما بعد فيا ايها ا لحا ضر و ن اتقو الله حق تقته و لا تمو تن الا وانتم مسلمو ن قا ل الله تعا لى ا ن الله و ملىكته يصلو ن على ا لنبى يايها ا لذ ين ا منو ا صلو ا عليه و سلمو ا تسليما اللهم صلى على سيد نا محمد وعلى ال سيد نا محمد كما صليت على سيد نا ا بر ا هيم وعلى ال سيد نا ابرا هيم و با ر ك على ا سيد نا محمد وعلى ال سيد نا محمد كما با ركت على سيد نا ا بر ا هيم وعلى ال سيد نا ابرا هيم فى ا لعا لمين ا نك حميد مجيد ا للهم ا غفر للمسلمين و ا لمسلما ت و ا لمو ء منين وا لمو ء منا ت الا حيا ء منهم وا لا مو ات انك على كل شيءقدير اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ ربنا ظلمنا ا نفسنا و ا ن لم تغفر لنا و تر حمنا لنكو نن من الخا سر ين ربنا لا تز ع قلو بنا بعد از هد ديتنا وهبلنا من لد نك رحمة ا نك ا نت ا لو ها ب ربنا اتنا فى ا لد نيا حسنة و فى ا لا حر ة حسنة و قنا عذ ا ب لنار عبا د الله ا ن الله يا ء مر با لعد ل و الا حسا ن و ا يتا ء ذ ا لقر بى وينهى عن ا لفحشا ء و ا لمنكر ولز كر الله ا كبر Author Mohammad Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →

HADITSQUDSI Hadits Qudsi adalah firman Alloh yang disampaikan oleh Nabi sholallahu 'alaihi wa sallam yang bukan Al Quran. Ulama berbeda pendapat tentang lafaz hadits Qudsi, sebagian berpendapat lafaznya dari Alloh, sebagian yang lain berpendapat maknanya dari Alloh, adapun lafaznya dari Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam KEZALIMAN
DoaQunut yang mengetarkan jiwa; Perang yang mengubah sejarah dunia; Kebumikan Jenazah di tempat dia meninggal; Pengajaran dari dakwah Nabi Nuh AS; Sedekah Penaung di Mahsyar; July 26, 2022. Follow Us : Home. Column 01. Home 01 - Main; Home 02 - Technology; Home 03 - Gaming;

Adabeberapa perbedaan antara quran dengan hadis qudsi,yang terpenting diantaranya ialah : Perbedaan hadis qudsi dan hadis nabawi 1. Perbedaan Antara Hadits Sunnah Khabar Dan Hadits Qudsi Pada hadis qudsi nabi hanya memberitakan sebuah hadis dengan bentuk perkataan atau qawli sedang pada hadis nabawi,.

.
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/62
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/186
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/103
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/290
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/68
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/129
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/199
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/11
  • 4rt4o3i4mg.pages.dev/307
  • hadits qudsi yang menggetarkan jiwa